Selasa, 29 Maret 2011

Desain Gedung Baru DPR Itu Menakutkan Bagi Rakyat

Pembangunan gedung baru DPR menuai kritikan. Meski demikian, DPR tampaknya akan meneruskan proyek itu. Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan mendesak agar rencana tersebut ditinjau kembali.

Menurut Bara, walaupun biaya pembangunan gedung DPR itu sudah ditekan, dari 1,7 triliun menjadi 1,1 triliun, namun tetap saja jumlah tersebut masih sangat besar dan terdengar sangat fantastis bagi rakyat banyak. Angka tersebut juga terkesan tidak pantas mengingat kinerja DPR secara keseluruhan yang dinilai tidak memuaskan.

Salah satu yang disoroti Bara adalah desain gedung baru DPR yang tidak mengalami perubahan dari awal, di mana desain tersebut sangat menyolok dan terkesan "Intimidating" (menakutkan) bagi rakyat banyak.

"Saya membayangkan jika rakyat dari daerah datang ke DPR untuk menemui wakil mereka, maka mereka akan merasa terintimidasi melihat gedung yang terlampau megah itu. Ini hampir dipastikan akan membangun rasa segan bagi rakyat, di mana seharusnya gedung DPR selalu lekat dengan nama 'rumah rakyat'," ujar Bara.

Desain itu, lanjut Bara, juga tidak memenuhi azas kepatutan karena tidak mencerminkan gedung parlemen dari sebuah negara yang pendapatan perkapitanya hanya kurang lebih USD3.000 dan penduduk miskinnya sekira 14 persen.

Bara memberikan contoh gedung parlemen negara-negara demokratis yang perekonomiannya kuat, dan pendapatan per kapitanya tinggi, seperti AS, Kanada, Australia, Jepang, dan Korea Selatan, gedung-gedung parlemennya dirancang dengan tidak berlebihan, sesuai dengan kebutuhan.

"Contohnya Kongres AS, walaupun ada gedung utama yang dikenal dengan nama Capitol Hill, yang dibangun 200 tahun yang lalu, ada gedung-gedung tambahan disekitarnya yang dibangun secara bertahap untuk menampung ruang kerja anggota kongres beserta stafnya. Gedung-gedung tambahan tersebut, yang sekarang totalnya 7 bangunan, bentuknya tidak menyolok dan sesuai dengan kebutuhan," kata Bara.

Bara menambahkan, bisa saja fasilitas-fasilitas di DPR sekarang sudah tidak memadai lagi seiring dengan perkembangan di DPR terutama terkait kebutuhan penambahan staf bagi para anggota dewan.

"Namun seharusnya jika dibuat gedung baru, desainnya tidak membuat 'jarak' dengan rakyat sebagai stakeholders utama, serta bersifat hangat dan tidak terkesan arogan," kata Bara.

"Kalau dibuat gedung baru yang merupakan ekstensi dari gedung yang ada sekarang, dirancang dengan memenuhi azas kepantasan dan dengan biaya yang tidak terlalu besar, mungkin saja publik dapat menerimanya," tutup Bara Hasibuan.

3 komentar:

  1. ini lagi.. rakyat ini masih banyak yang miskin pak/ibu DPR.... ini malah sibuk ngebangun gedung DPR,..
    hehehe kinerja dulu ditingkatkan jangan selalu nuntut fasilitas... ah ngawur banget sampean...
    sibuk minta fasilitas, setelah fasilitas terpenuhi nanti kerjanya malah lambat, sebab terlena dengan fasilitas yang ada....

    jadi tambah jelas kalau simbol gedung kura-kura DPR itu memang menunjukkan keterlambatan para DPR: semua serba lambat, lambat melihat penderitaan rakyat, lambat bekerja, lambat memutuskan sebuah kebijakan.. dll.

    ingat yang dibutuhkan rakyat seperti kami kaum kusam ini adalah sentuhan realisasi....
    bukan retorika.......

    BalasHapus
  2. ooops...yg komentar ini berarti kusam donk mukanya ;p

    BalasHapus
  3. hahaha.....
    bukan lagi kusam dekil kucel udah semuanya deh..
    tapi hatiku jangan... hahaha
    tp lht sendirikan PPnya guaaaaannnnnteng gitu.. hahaha

    aku padamu......

    BalasHapus